Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian English French German Spain Italian Dutch
Adsense Indonesia Pasang iklan anda Pasang iklan anda paasang iklan anda Psang iklan anda Psang iklan anda Pasang iklan anda
USB 3.0

USB 3.0 Flash drive terbaru Supersonic dari Patriot Memory

Patriot Memory memperkenalkan USB 3.0 flash drive Supersonic terbaru dengan controller chip tunggal USB 3.0. Drive baru ini memberikan kinerja super cepat dengan teknologi Quad-Channel dalam faktor bentuk miniatur ultra-ringan. Dengan mengintegrasikan USB 3.0 controller asli untuk flash memori, Supersonic menghilangkan hambatan kinerja yang ada ketika menggunakan USB 3.0 chip bridge terpisah

Google Tool

4 Tools Software Java Gratis Google utk Membuat Aplikasi GWT dan GUI Windows

Tidak ada salahnya jika kita berbagi informasi, mungkin sudah banyak yang tahu untuk yang belum tahu informasi ini bermanfaat untuk anda...

Samsung Galaxy

Samsung Galaxy-S Terbaru 2011

Penerus smartphone terpopuler dari Samsung Electronics yaitu Samsung Galaxy S akan dirilis pada bulan Februari 2011

Gelang Keseimbangan

Akal akalan Gelang Keseimbangan

Situs Power Balance mendadak kebanjiran pengunjung hari ini. Akibatnya, situs produsen gelang keseimbangan yang mahal itu sulit dibuka. Ada apa gerangan?

Insinyur

Insinyur Intel Mengatakan Prosesor dengan 1000 Core adalah Mungkin!

Chipmaker Intel telah menyelidiki masalah meningkatkan jumlah core dalam chip melalui Penelitian Terascale Computing Program , yang sejauh ini telah menghasilkan dua chip eksperimental dengan jumlah core 80 dan 48 core.


Kamis, 23 September 2010

Umat Islam Korban Konspirasi Barat


16.23.00 |

Sejak dulu dunia Barat selalu memusuhi dunia Islam yang berawal dari Perang Salib yang akhirnya dimenangkan umat Islam dengan kembalinya Kota Suci Baitul Maqdis (Yerusalem) ke tangan umat Islam di bawah kepemimpinan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi, setelah dikuasai Pasukan Salib dari Eropa selama 90 tahun (1097-1187). Namun ternyata dendam atas kekalahan Perang Salib tersebut hingga kini masih membekas di Barat.
Maka tidaklah mengherankan jika Barat selalu berusaha menguasai dunia Islam dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui tuduhan rekayasa terorisme. Pasca tragedi 11/9, tuduhan terorisme selalu dialamatkan kepada para pemimpin Islam yang tidak mau diajak kerjasama dengan Barat. Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menjadi figur sentral sasaran fitnah tuduhan terlibat terorisme tersebut.

Meski Ustadz Abu namanya dibersihkan MA setelah mendekam di penjara selama 4 tahun dengan tuduhan terlibat Bom Bali I, namun sekarang fitnah dan rekayasa terorisme kembali ditujukan kepada dirinya. Ulama kharismatis asal Jombang itu kembali ditangkap pasukan Densus 88 dan pasukan misterius Satgas Anti Bom dengan tuduhan sebagai penyedia dana sebesar Rp 700 juta untuk latihan militer di Aceh melalui sejumlah rekening yang dimilikinya. Padahal selama ini Ustadz Abu dikenal sangat anti rekening bank. Jangankan bank konvensional, bank syariah sekalipun masih dianggap Ustadz Abu mengandung unsur ribawi.

Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan Ketua Umum FPIS Surakarta, KH Mudzakir Shiddiq seputar rekayasa terorisme, penahanan Ustadz Abu, pers nasional yang selalu menyudutkan umat Islam serta peranan antek Barat dalam membela kepentingannya di Indonesia.      

Mengapa umat Islam Indonesia mayoritas tetapi selalu tertindas?

Mereka yang mengaku sebagai umat Islam, tetapi seberapa banyak yang berpihak kepada syariat Islam. Karena banyak yang mengaku sebagai Islam tetapi tidak ada kecenderungan kepada Islam. Padahal kita diperintahkan untuk hanifa, cenderung kepada Islam. Sekarang ini  banyak kecenderungan kepada yang lain. Mereka mengaku Islam, tetapi dalam hidupnya dan perundang-undangan lebih suka memakai aturan di luar Islam, ataukah karena kebodohah atau lainnya, sehingga memakai aturan di luar Islam. Mayoritas hanya KTP-nya Islam dan lebih condong arahan di luar Islam seperti politik, ekonomi, rumah tangga dan sebagainya. Mereka tidak akan memperjuangkan Islam dan hanya mengatas namakan umat Islam yang kebetulan beragama Islam.

Sebenarnya siapa yang tidak ingin kepada Islam, rakyat atau penguasanya ?

Bisa jadi dari kalangan penguasa, sebab mereka sama tidak memahami ajaran Islam. Seperti belajar membaca Al-Qur’an diwajibkan kepada para pejabat. Hal itu menunjukkan belum mengerti tentang Islam, sebab membaca Al-Qur’an saja masih belajar.  Mereka tidak mengerti kalau Islam mempunyai aturan hidup yang sangat lengkap.

Adapun yang selama ini mereka kenal adalah Islam itu pemberontak, seperti PRRI yang sebenarnya bukan atas mana Islam, tetapi karena pemberontak maka dituduhkan kepada umat Islam. Seperti partai-partai yang berlabel Islam, sekarang kemasukan orang-orang komunis. Bekas partai yang berhaluan kiri seperti PRD, sekarang orang-orangnya masuk ke mana-mana termasuk ke partai Islam.

Apa partai sekarang belum mencerminkan Islam?

Belum! Mereka tidak mewakili Islam kecuali namanya saja. Komitmen untuk mencantumkan Asas Islam saja keberatan. Mereka beranggapan, kalau memakai Islam tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan.  Untuk mendapatkan kebaikan haruslah seluruh umat, bukan untuk kelompok atau pribadi tertentu, itu masalahnya. Jadi bisa saja tidak mengerti atau mengerti tetapi tidak memakai Islam karena tidak akan menguntungkan untuk mendapatkan jabatan dan sebagainya.

Berarti demokrasi tidak sesuai dengan Islam?

Islam tidak pernah mengajarkan tentang demokrasi. Demokrasi tidak sesuai dengan sistem Islam. Kalau memakai aturan Islam dan menyingkirkan demokrasi, mereka tidak akan mendapatkan keuntungan pribadi dan kelompoknya. Dengan demokrasi, anggota DPR bisa mengatasnamakan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, seperti usulan adanya dana aspirasi bagi setiap anggota DPR RI sebesar Rp 15 miliar per tahun. Bahkan DPR Kabupaten atau Kota sudah menerima dana aspirasi Rp 12,5 juta, belum lagi fasilitas mobil dan sebagainya. Itu semua akibat sistem demokrasi, sehingga mereka mendapatkan jabatan atas nama rakyat dan umat Islam.

Bagaimana metode memilih pemimpin yang sesuai dengan sistem politik Islam?

Dalam sistem politik Islam, seorang pemimpin dipilih yakni pertama, mengenai kepahamannya dalam soal agama atau dien. Bukan yang paling kuat badannya dan paling banyak hartanya sehingga bisa membeli suara rakyat. Jadi yang memimpin adalah orang yang memiliki kemampuan dien. Kedua, mereka yang mengetahui tentang Islam dan umat Islam.

Umat Islam selalu didiskreditkan terlibat terorisme, apakah itu skenario Barat?

Memang faktanya begitu! Seperti dalam kasus Bom Bali I, di mana bom yang dibuat Amrozi Cs hanya dari bahan mercon, ternyata sedemikian dahsyatnya sehingga mampu menghancurkan bangunan beton bahkan melelehkan besi beton. Amrozi memang mengakui telah membuat bom, tetapi tidak mungkin sedahsyat itu sampai terheran-heran.

Bahkan para ahli yang melakukan penelitian tentang Bom Bali I dari kalangan umat Islam, banyak dari mereka yang mengundurkan diri dan tidak melanjutkan lagi. Sepertinya ada bom lain yang diledakkan bersama bomnya Amrozi. Bahkan TNI sendiri mengaku belum bisa membuat bom sedahsyat itu. Kalau Amrozi bisa membuat bom sedahsyat itu, seharusnya TNI bisa belajar dari mereka untuk kepentingan negara.  

Bagaimana dengan penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyusul Bom Bali I?

Masalah yang dituduhkan kepada Ustadz Abu sekarang ini sebenarnya masih berkaitan dengan persoalan sebelumnya yang menyebabkan beliau ditahan pasca Bom Bali I. Mereka berhasil memenjarakan Ustadz Abu selama 4 tahun tetapi tidak berhasil menunjukkan kesalahannya yang memang beliau tidak bersalah.

Kita mengetahui banyak fakta, penahanan Ustadz Abu penuh dengan rekayasa. Ustadz Abu tidak ada kaitannya sama sekali dengan latihan militer di Aceh.  Seperti kasus Bafana dari Singapura yang mengaku ketemu dengan Ustadz Abu di sebuah hotel di Solo yang namanya Hotel Klewer. Katanya Ustadz Abu mendapatkan apa-apa, padahal semua itu rekayasa.

Juga ada empat perwira menengah polisi yang diperiksa sebagai saksi atas terdakwa Ustadz Abu. Mereka diperiksa seorang pemeriksa yang sama, hari tanggal dan jam yang sama serta tempat yang sama. Tetapi mereka mengaku tidak bertemu satu sama lainnya. Itu bukti rekayasa yang sangat gamblang. Demikian pula keterangan dari Umar Faruq, di mana semua pertanyaan penyidik dijawabnya dengan yes dan yes. Jelas itu tidak ada faktanya sama sekali karena merupakan rekayasa. Juga kasus sekarang ini, katanya anggota JAT yang ditahan mengatakan Ustadz Abu telah mengorbankan anak buahnya. Hal itu persis seperti kasus Bafana dari Singapura dulu.

Tetapi yang jelas, mereka diperiksa di bawah tekanan sebagaimana yang dialami Muhammad Jibril putra Abu Jibril, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan Ustadz Abu. Tetapi yang jelas, mereka diperiksa setelah badannya remuk redam bahkan bapaknya sendiri menyaksikannya. Mereka diperiksa dengan tidak didampingi pengacara yang kredibel.

Mengapa Ustadz Abu selalu menjadi incaran AS?


Memang begitu, karena selalu dihubung-hubungkan dengan Usamah bin Laden. Padahal Ustadz Abu sama sekali tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan dia. Pada waktu sakit di RS PKU Muhammadiyah Solo tahun 2002 lalu, di hadapan empat ulama, beliau telah bersumpah tidak pernah terlibat sama sekali dengan Bom Bali I. Demikian pula dengan kejadian sekarang ini, di mana beliau dituduh terlibat latihan militer di Aceh. Kemudian kita minta beliau memberikan keterangan, ternyata sama sekali tidak terlibat di Aceh.

Mengapa sewaktu diputuskan tidak bersalah oleh Kasasi MA tahun 2006 lalu setelah ditahan 4 tahun, Ustadz Abu tidak menuntut ganti rugi pada pihak kepolisian. Sekarang akibatnya polisi kembali menahannya?

Beliau hanya berpikir orang yang berbuat jahat terhadap dirinya sekarang sudah ketahuan jahatnya. Sebenarnya waktu itu kalau dilakukan tuntutan ganti rugi bisa saja dan hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat. Tetapi Ustadz Abu berpikir dengan keputusan MA itu orang sudah menyaksikan sendiri kalau dirinya tidak bersalah. Jadi pemikiran beliau sederhana saja seperti itu. Ternyata sekarang Ustadz Abu ditangkap kembali. Jadi semua itu hasil rekayasa, seperti tuduhan terhadap Ustadz Abu terlibat Bom Bali I, ternyata rekayasa juga. 

Mengapa pers selalu memojokkan Ustadz Abu meski beliau selalu jadi korban fitnah?


Masalahnya penghidupan dari pers. Kalau mereka selalu mengatakan menjunjung tinggi kebebasan pers, itu semua omong kosong. Pers hanya mementingkan periuknya saja. Zaman sekarang sulit mencari pers yang benar-benar independen. Pers tiak pernah melakukan tabayyun atau cek and ricek. Wartawankan tergantung dari redakturnya, jika beritanya yang berimbang tidak dimuat, dia mau bilang apa. Para wartawan tentu saja ketakutan jika menulis berita dengan benar sesuai fakta, nanti bisa di PHK.  

Seperti dalam kasus pembangunan Gereja di Bekasi dan pembakaran Masjid di Medan. Pembakaran Masjid sengaja tidak diberitakan media massa di Jakarta termasuk televisi, sementara pembangunan Gereja yang ditolak umat Islam Bekasi terus menerus diberitakan dengan menyudutkan umat Islam. Ini jelas persoalan kepentingan, di mana mayoritas pemilik media massa adalah mereka yang suka mendiskreditkan umat Islam, sehingga beritanya selalu tidak berimbang. 

FPI selalu dituding berbuat kekerasan sehingga dituntut untuk dibubarkan, sementara massa partai politik jauh lebih brutal tetapi tidak pernah dituntut dibubarkan. Bagaimana tanggapan Ustadz?

Memang mereka selalu berusaha memojokkan segala sesuatu yang berbau Islam, seperti seruan untuk membubarkan FPI yang katanya sering melakukan kekerasan. Sementara partai yang jauh lebih brutal, tidak pernah terancam dibubarkan.

Usaha mereka untuk memojokkan umat Islam memang dikoordinasi dan dibiayai orang luar. Termasuk yang mengusulkan agar FPI dibubarkan juga dibiayai dari Barat. Karena didikan, diarahkan dan dibiayai Barat, maka sasaran tembaknya selalu umat Islam atau apapun yang berbau Islam.

Kalau mereka tidak suka dengan pemerintah, maka akan membungkusnya dengan pelanggaran HAM. Mereka telah menjadi kaki tangan Barat yang disuruh untuk mengacau umat Islam. Kalau ada orang Islam yang berbuat sesuai dengan UU dan tujuannya untuk menguatkan negara, mereka akan tetap memusuhinya karena tidak sesuai dengan tujuan antek Barat tersebut. Mereka secara global memiliki tujuan untuk merusak dan melemahkan NKRI lewat budaya, ekonomi, politik, pendidikan dan sebagainya. Sedangkan strategi globalnya adalah melakukan disintegrasi terhadap NKRI. Jika tidak cukup dengan persoalan politik, maka akan bersuara untuk menentangnya. Demikian pula kampanye untuk pembubaran FPI, bukan baru kali ini saja, di mana telah dikeluarkan biaya besar untuk kampanye itu.

Sampai sekarang pemerintah tetap membolehkan Ahmadiyah menyebarkan ajarannya meski secara terang-terangan merusak Islam dan melanggar SKB Tiga Menteri. Bagaimana tanggapan Ustadz?

Jelas itu tidak bisa terlepas dari peran asing. Mereka maunya kebebasan sama sekali sehingga melanggar hak umat Islam. Kalau Ahmadiyah mengakui sebagai agama sendiri di luar umat Islam, tidak masalah. Tetapi kenyataannya mereka mengaku sebagai orang Islam dan merusak Islam dari dalam. Karena Ahmadiyah sengaja didirikan untuk merusak dan menganggu umat Islam, maka para antek Barat berusaha mendanai dan membelanya.

Dengan dalih memperingati tragedi 11/9, di AS diadakan gerakan membakar Al Qur’an. Bagaimana tanggapan Ustadz?


Walaupun itu merupakan perbuatan yang tidak masuk akal dan sangat tidak bermoral, menurut saya biarkan saja mereka membakar Al Qur’an yang dicetaknya sendiri. Nanti biar menyaksikan apa yang akan kita lakukan. Biar saja mereka pusing dalam kegilaannya, tetapi yang jelas mereka ingin membuat kita marah.

Kalau perbuatan yang tampak dipermukaan saja sudah seperti itu, apa yang disembunyikan dalam dada mereka lebih besar lagi. Seperti dalam Surat Ali Imran ayat 118: “Kebencian itu nampak jelas dari mulut-mulut mereka. Apa yang disembunyikan dalam dada mereka lebih besar”. Artinya, Allah telah menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap kepada mereka.

Bagi orang Islam yang ikut melakukan penghinaan terhadap Islam, sebenarnya mereka menyembunyikan kebencian terhadap orang Islam sendiri. Perkataan orang kafir yang memusuhi Islam dan sudah keluar dari mulutnya, kebencian hati mereka jauh lebih besar.

Adapun yang mereka ucapkan itu harus dijadikan peringatan buat kita kalau itu bukan merupakan persoalan kecil. Sesudah itu pasti akan dilakukan perbuatan buruk yang ditujukan memusuhi umat Islam secara terus menerus. Apa saja yang dilakukannya akan menuju permusuhan terhadap umat Islam. Hal itu justru lebih banyak dilakukan orang-orang yang, maaf-maaf, beragama Islam tetapi mendapat pendidikan sekuler Barat termasuk dari pemimpin umat Islam yang mendapat pendidikan Barat. Apa yang dilakukannya selalu ditujukan memusuhi Islam. 

Bagaimana nasehat Ustadz kepada umat Islam dalam menghadapi situasi sekarang ini?

Semestinya kita harus kembali koreksi diri dan mengembalikan sikap dan kelakuan kita untuk kembali kepada ajaran Islam. Jangan sampai kita melalaikan ajaran Islam. Tetapi memang sangat menyedihkan, mengajak kembali kepada ajaran Islam sementara yang bersangkutan sendiri, maaf-maaf, tidak memahami Al-Qur’an dan Islam itu sendiri. Karena ketidak mengertiannya, mereka menjalankan ajaran Islam tetapi tidak menunjukkan akhlak-akhlak Islam.








Semoga bermanfaat.

Teman Yang Bergabung